Selasa, 04 April 2017

Pengembangan Sistem

TUGAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
PENGEMBANGAN SISTEM
SM 1

Dosen Pengampu :
Lydia Setyawardani S.E., M.Si., Ak., CA.

Nama Anggota Kelompok
    1. Ramadhan Arya       (1410208702)
    2. Roy Pratama            (1410208787)
    3. Eusebia Marita Sari (1410208987)
    4. Meriditha Adinda T.  (1410208990)
    5. Nur Indah P.             (1410208993)
    6. Dea Nissa Budiarto  (1410209046)



Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA)
SURABAYA
2017





KATA PENGANTAR

            Segala puji bagi Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Sistem Informasi Manajemen dengan judul “PENGEMBANGAN SISTEM”. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah Sistem Informasi Manajemen di STIESIA.
           Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperoleh banyak informasi mengenai pengembangan sistem, yang bertujuan untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi pembacanya maupun pihak yang terkait di dalamnya.
Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada teknik penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
            Dalam penulisan makalah ini kami menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada Dosen kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.




                                                                                                            Surabaya, 1 April 2017


Tim Penulis






BAB I
Baik manajer maupun para pengembang sistem dapat menerapkan pendekatan sistem ketika memecahklan masalah. Pendekatan sistem terdiri atas tiga tahapan kerja : pesiapan, definisi, dan solusi. Didalam setiap tahapan terdapat urut-urutan langkah. Ketika diterapkan pada masalah pengembangan sistem, pendekatan sistem ini disebut siklus hidup pengembangan sistem (System development life cycle -SDLC). Pendekatan SDLC tradisional terdiri atas lima tahap yang terjadi satu demi satu. Prototyping adalah penyempurnaan dari pendekatan tradisional.
Satu pendekatan SDLC yang saat ini sangat populer adalah pengembangan berfase (phase development). Pendekatan ini didasarkan atas pemikiran bahwa suatu proyek akan dibagi menjadi modul-modul, dan analisis, perancang, dan pekerjaan-pekerjaan konstruksi awal yang ditujukan untuk setiap modul.
1.      Bagaimana Siklus Hidup Pengembangan System ?
2.      Apakah yang dimaksud dengan SLDC Tradisional, Prototyping, RAD, Pengembangan berfase, dan BPR?
3.      Bagaimana menempatkan Siklus Hidup Pengembangan Sistem, SDLC, Prototyping, RAD, Pengembangan Berfase, dan BPR dalam perspekif ?
4.      Apa yang dimaksud dengan Pengambilan Keputusan dan Decison Support System Model?
5.      Apa yang dimaksud dengan Sistem Pakar dan Kecerdasan Buatan ?
1.3  Tujuan Penulisan
1.      Untuk memahami bagaimana siklus hidup pengembangan system.
2.      Untuk memahami apa itu SDLC Tradisional, Prototyping, RAD, Pengembangan berfase, dan BPR.
3.      Untuk memahami bagaimana menempatkan Siklus Hidup Pengembangan Sistem, SDLC, Prototyping, RAD, Pengembangan Berfase, dan BPR dalam perspekif.
4.      Untuk memahami apa yang dimaksud dengan Pengambilan Keputusan dan Decison Support System Model.
5.      Untuk memahami apa yang dimaksud dengan Sistem Pakar dan Kecerdasan Buatan.







BAB II

2.1  SIKLUS HIDUP PENGEMBANGAN SISTEM
Siklus hidup pengembangan sistem (systems development life cycle -SDLC) adalah aplikasi dari pendekatan sistem bagi pengembangan suatu sistem informasi.
Siklus hidup pengembangan sistem dapat didefinisikan sebagai serangkaian aktivitas yang dilaksanakan oleh professional dan pemakai sistem informasi untuk mengembangkan dan mengimplementasikan sistem informasi.

2.2 SDLC Tradisional
Tidak dibutuhkan waktu lama bagi seorang pengembang sistem yang pertama untuk mengetahui bahwa terdapat beberapa tahapan pekerjaan pengembangan yang perlu dilakukan dalam urut-urutan tertentu jika suatu proyek ingin memiliki kemungkinan berhasil yang paling besar. Tahapan-tahapan tersebut adalah:
1.  Perencanaan, Dalam tahap perencanaan menjelaskan tiap langkah yang harus diambil dan mengidentifikasikan tanggung jawab dari komite pengarah SIM, manajer area pemakai, dan analisis sistem.
2.  Analisis, Analisis sistem adalah penelitian atas sistem yang telah ada dengan tujuan untuk merancang sistem yang baru atau diperbarui. Selama tahap analisis, analis sistem terus bekerja sama dengan manajer, dan komite pengarah SIM terlibat dalam titik-titik yang penting.
3.   Rancangan/Desain, Rancangan sistem adalah penentuan proses dan data yang diperlukan oleh sistem baru. Jika sistem itu berbasis komputer, rancangan dapat menyertakan spesifikasi jenis peralatan yang akan digunakan.
4.  Penerapan/Implementasi, Penerapan merupakan kegiatan memperoleh dan mengintegrasikan sumber daya fisik dan konseptual yang menghasilkan suatu sistem yang bekerja.
5.      Penggunaan


2.3 PROTOTYPING
Prototipe adalah salah satu versi dari sebuah sistem potensial yang memberikan ide bagi para pengembang dan calon pengguna, bagaimana sistem akan berfungsi dalam bentuk yang telah selesai. Proses prototipe ini disebut prototyping. Dasar pemikiran adalah membuat prototipe secepat mungkin.
2.3.1 Jenis-jenis Prototyping
Terdapat 2 (dua) jenis prototype yaitu:
1.      Prototipe evolusioner (evolutionary prototype)
Terus-menerus disempurnakan sampai memiliki seluruh fungsionalitas yang dibutuhkan pengguna dari sistem yang baru. Jadi, satu prototype akan menjadi sistem aktual.
2.      Prototipe persyaratan (requirements prototype)
Dikembangkan sebagai satu cara untuk mendefinisikan persyaratan-persyaratan fungsional dari sistem baru ketika pengguna tidak mampu menggungkapkan dengan jelas apa yang mereka inginkan. 
2.3.2 Langkah-langkah pengembangn Prototipe Evolusioner yang terlibat dalam     pembuatan suatu Prototipe Evolusioner :
1.      Mengindefinisikasi Kebutuhan Pengguna
2.      Membuat Satu Prototipe
3.      Menentukan Apakah Prototype Dapat Diterima
4.      Menggunakan prototipe
Langkah-langkah pengembangn Prototipe Persyaratan yang terlibat dalam pembuatan suatu prototipe persyaratan :
1.      Membuat kode sistem yang baru
2.      Menguji sistem baru
3.      Menentukan apakah sistem yang baru dapat diterima
4.      Membuat sistem baru menjadi sistem produksi 
2.3.3 Daya Tarik Prototyping
Pengguna maupun pengembang menyukai prototyping karena alasan-alasan di bawah ini:
1.      Membaiknya komunikasi antara pengembang dari pengguna.
2.      Pengembang dapat melakukan pekerjaan yang lebih baik dalam menentukan kebutuhan pengguna.
3.      Pengguna memainkan peranan yang lebih aktif dalam pengembangan sistem.
4.      Pengembangan dan pegguna menghabiskan waktu dan usaha yang lebih sedikit dalam pengembangan sistem.
5.      Implementasikan menjadi jauh lebih mudah terasa pengguna tahu apa yang diharapkan.
2.3.4 Potensi Kesulitan dari Prototyping
Prototyping memiliki potensi kesulitan. kesulitan tersebut antara lain:
1.      Terburu-buru dalam menyerahkan prototipe dapat menyebabkan diambilnya jalan pintas dalam definisi masalah, evaluasi alternative dan dokumentasi. Dalam jalan pintas ini akan menciptakan usaha-usaha yang “cepat dan kotor”.
2.      Pengguna dapat terlalu gembira dengan prototipe yang diberikan yang mengarah pada ekspektasi yang tidak realitis sehubungan dengan sistem produksi nantinya.
3.      Prototipe evalusioner bisa jadi tidak terlalu efisien.
4.      Antarmuka komputer manusia yang diberikan oleh beberapa alat prototyping tertentu kemungkinan tidak mencerminkan teknik-teknik desain yang baik.

2.4 RAPID APPLICATION DEVELOPMENT (RAD)
            RAD adalah kumpulan strategi, metodologi dan alat terintegrasi yang terdapat di dalam suatu kerangka kerja yang disebut rekayasa informasi. Rekayasa informasi (information engineering-IE) adalah nama yang diberikan Martin kepada keseluruhan pendekatan pengembangan sistemnya, yang ia perlakukan sebagai suatu aktivitas perusahaan secara menyeluruh. istilah perusahaan (enterprise) digunakan untuk menjabarkan keseluruhan perusahaan.
2.4.1 Unsur-unsur penting RAD
RAD membutuhkan 4 (empat) unsur penting yaitu:
1.      Mananjemen: Khususnya manajemen puncak, Hendaknya menjadi penguji coba (experimenter) yang suka melakukan hal-hal dengan cara baru atau pengadaptasi awal (early adapter) yang dengan cepat mempelajari bagaimana cara menggunakan metodologi-metodologi baru
2.      Orang: Dari pada hanya memanfaatkan satu tim untuk malakukan seluruh aktivitas SDLC, RAD menyadari adanya efisiensi yang dicapai melalui penggunaan tim-tim khusus
3.      Metodologi: Metodologi dasar RAD adalah siklus hidup RAD.
4.      Alat-alatAlat-alat RAD terutama terdiri atas bahasa-bahasa generasi keempat dan alat-alat rekayasa peranti lunak dengan bantuan komputer (computer-aided software engineering-CASE) yang memfasilitas prototyping dan penciptaan kode.

2.5 PENGEMBANGAN BERFASE
Pengembangan berfase (phased development) adalah suatu pendekatan bagi pengembangan sistem informasi.
2.5.1 Tahap-Tahap Pengembangan Berfase                          
Enam tahap pengembangan berfase yaitu:
1.      Investigasi Awal
Menganalisis dengan tujuan untuk mempelajari tentang organisasi dengan masalah sistemnya: mendefinisikan tujuan, hambatan , risiko, dan ruang lingkup sistem baru; mengevaluasi proyek maupun kelayakan sistem; melakukan subdivisi sistem menjadi komponen-komponen besar; dan mendapatkan umpan balik pengguna.
2.      Analisis
pengembang menganalisis persyaratan fungsional pengguna untuk masing-masing modul sistem dengan menggunakan berbagai macam teknik pengumpulan informasi dan kemudian mendokumentasikan teman-temannya dalam bentuk model-model proses, data dan objek.
3.      Desain
Pengembangan merancang komponen dan antar muka dengan sistem-sistem lain untuk setiap modul sistem yang baru dan kemudian mendokumentasikan desain dengan menggunakan berbagai jenis teknik pemodelan.
4.      Konstruksi Awal
Pengembangan membuat dan menguji peranti lunak dan untuk setiap modul sistem dan mendapatkan umpan balik dari pengguna
5.      Konstruksi Akhir
Peranti lunak modul diintegrasikan untuk membentuk sistem yang lengkap, yang diuji bersama-sama dengan datanya. 
6.      Pengujian dan Pemasangan Sistem
Pengembang merancang dan melaksanakan uji sistem yang tidak hanya mencakup peranti lunak dan data, melainkan juga sumber daya informasi lainnya-peranti keras, fasilitas, personel, dan prosedur.
2.5.2  Fase-fase Modul
Sistem telah dibagi menjadi tiga modul utama; pembuat laporan, basis data, dan antar muka Web. jumlah modul akan bervariasi untuk masing-masing sistem, mulai dari satu hingga sekitar selusin. Kita dapat melihat dalam figur tersebut bahwa analisis, desain, konstruksi awal, dan tinjauan pengguna dilaksanakan secara terpisah untuk masing-masing modul. lebih jauh lagi, ketiga fase ini dapat diulang kembali jika diminta oleh tinjauan pengguna – yang mencerminkan pengaruh dari prototyping.
Jika prototyping paling sesuai digunakan untuk sistem kecil, metodologi RAD paling sesuai untuk sistem besar, maka pengembangan berfase dapat digunakan untuk pengembangan segala jenis ukuran sistem. Kuncinya adalah cara bagaimana sistem dibagi menjadi modul-modul yang masing-masing akan dianalisis, dirancang dan dibuat secara terpisah.

2.6 DESAIN ULANG PROSES BISNIS (Business Procces Redesign-BPR)
Proses pengerjaan ulang sistem disebut dengan istilah rekayasa ulang (reengineering) atau disebut juga dengan istilah desain ulang proses bisnis (business procces redesign-BPR). BPR memengaruhi operasi TI perusahaan dalam dua hal yaitu:
1.      TI dapat menerapkan BPR untuk mendesain ulang sistem-sistem informasi yang hidupnya tidak dapat dipertahankan lagi dengan pemeliharaan biasa. sistem-sistem seperti ini disebut system warisan (legacy systems).
2.      Ketika sebuah perusahaan menerapkan BPR pada operasi-operasi utamanya, usaha ini akan selalu memberikan efek gelombang yang menyebabkan perancangan ulang system informasi.
2.6.1  Inisiasi Strategis Proyek-Proyek Bpr
BPR memiliki potensi pengaruh dramatis pada perusahaan dan operasinya hingga proyek-proyek seperti ini biasanya dicetuskan di tingkat manajemen strategis.
2 (dua) teknik dalam menerapkan BPR yaitu :
1.      Rekayasa terbalik
Rekayasa terbalik (reverse engineering) berasal dari intelejen bisnis. Rekayasa terbalik adalah proses menganalisis sistem yang sudah ada untuk mengidentifikasi unsur-unsur dan saling keterhubungan diantara unsur-unsur tersebut sekaligus untuk membuat dokumentasi pada tinkat abstraksi yang lebih tinggi dari pada yang telah ada saat ini.
Titik awal dalam rekayasa terbalik sebuah sistem adalah kode komputernya, yang diubah menjadi dokumentasi. Dokumentasi ini kemudian dapat diubah dalam uraian-uraian yang lebih abstrak, seperti diagram arus data, kasus-kasus penggunaan, dan diagram relasi entitas. Pengubahan ini dapat dilakukan secara manual atau dengan menggunakan peranti lunak BPR. Tujuan rekayasa terbalik adalah untuk dapat lebih memahami sebuah sistem agar dapat melakukan perubahan dengan cara-cara lain, seperti rekayasa ulang.
2.      Rekayas ulang
Rekayasa ulang (reengineering) adalah merancang ulang sebuah sistem seluruhnya dengan tujuan mengubah fungsionalitasnya.

2.7 MENEMPATKAN SIKLUS HIDUP PENGEMBANGAN SISTEM, SDLC, PROTOTYPING, RAD, PENGEMBANGAN BERFASE, DAN BPR DALAM PERSPEKIF
SDLC, prototyping, RAD, dan BPR semuanya adalah metodoligi. SDLC adalah suatu penerapan pendekatan sistem terhadap masalah pengembangan system, dan memiliki seluruh unsur-unsur pendekatan sistem dasar, diawali dari identifikasi masal dan di akhiri dengan penggunaan sistem.
Prototyping merupakan bentuk singkatan dari pendekatan sistem yang berfokus pada defenisi dan pemenuhn kebutuhan pengguna. RAD merupakan suatu pendekatan alternatif terhadap fase-fase desain dan implementasi SDLC. Kontribusi utama yang diberikan adalah kecepatan untuk implementasi SDLC.
2.7.1 Alat-Alat Pengembangan Sistem
Dua alat pemodelan data-diagram relasi entitas dan diagram kelas. Kedua alat ini telah bertahun-tahun populer dan banyak digunakan, tetapi masih dilakukan untuk memerbaiki penggunaannya. Sebagai contoh, penelitian dan pemodelan proses dan data model-model objek dapat ditingkatkan dengan menggunakan pola-pola yang pada umumnya terjadi diantara objek.

.
2.8 PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN DECISON SUPPORT SYSTEM MODEL
2.8.1 PENGAMBILAN KEPUTUSAN (Decision Making)
Pengambilan keputusan atau decison making adalah tindakan memilih diantara berbagai alternatif solusi pemecahan masalah.    
Jenis Keputusan :
1.       Keputusan tidak terstruktur (unstructured decision) adalah keputusan yang pengambilan keputusannya harus memberikan penilaian, evaluasi, dan pengertian untuk memecahkan masalahnya. Level : Middle management, management operational
2.       Keputusan terstruktur (structured decision), sebaliknya, sifatnya berulang dan rutin, dan melibatkan prosedur yang jelas dalam menanganinya, sehingga tidak perlu diperlakukan seakan-akan masih baru. Level : Senior executive
3.       Keputusan Semi Terstruktur (semistructured) dimana hanya beberapa permasalahan memiliki jalan cepat dalam penyelesaian masalah yang sesuai prosedur.
2.8.2 MODEL PENDUKUNG PENGAMBILAN KEPUTUSAN (Decision Support System-DSS)
Model pendukung pengambilan keputusan (DSS) adalah sistem berbasis komputer yang interaktif, yang membantu pengambil keputusan dalam menggunakan data dan model untuk menyelesaikan masalah yang tidak terstruktur.
Tahapan DSS :
1.       Definisi masalah.
2.       Pengumpulan data atau elemen informasi yang relevan.
3.       pengolahan data menjadi informasi baik dalam bentuk laporan grafik maupun tulisan.
4.       menentukan alternatif-alternatif solusi (bisa dalam persentase).
Tujuan dari DSS :
1.       Membantu menyelesaikan masalah semi-terstruktur.
2.       Mendukung manajer dalam mengambil keputusan suatu masalah.
3.       Meningkatkan efektifitas bukan efisiensi pengambilan keputusan.

2.9 SISTEM PAKAR DAN KECERDASAN BUATAN
2.9.1 SISTEM PAKAR (Expert System)
Sistem Pakar (expert system) adalah sistem informasi yang berisi pengetahuan dari pakar sehingga dapat digunakan untuk konsultasi. Sistem pakar adalah suatu program komputer yang mengandung pengetahuan dari satu atau lebih pakar manusia mengenai suatu bidang spesifik
Ciri Sistem Pakar (Expert System) 
1.      Memiliki informasi yang lebih handal.
2.      Mudah di modifikasi dan dapat beradaptasi.
3.      Dapat digunakan dalam berbagai jenis komputer.
Tujuan Sistem Pakar (Expert System) 
1.      Membuat mesin menjadi lebih pintar (tujuan utam)
2.      Memahami apa itu kecerdasan (tujuan ilmiah)
3.      Membuat mesin lebih bermanfaat (tujuan entrepreneurial).
Kelebihan dan Kekurangan Expert System (ES)
Kelebihan Expert System
Expert System (ES) memiliki bebrapa kelebihan antara lain sebagai berikut
1.       Memungkinkan orang awam bisa mengerjakan pekerjaan para ahli.
2.       Bisa melakukan proses secara berulang secara otomatis.
3.       Menyimpan pengetahuan dan keahlian para pakar.
Kekurangan Expert System 
Selain memiliki kelebihan, Expert System juga memiliki beberapa kekurangan, antara lain:
1.       Biaya yang diperlukan untuk membuat dan memeliharanya sangat mahal
2.       Sulit dikembangkan. Hal ini erat kaitannya dengan ketersediaan pakar dalam bidangnya.
3.       Sistem pakar tidak 100% bernilai benar.
2.9.2 KECERDASAN BUATAN
Kecerdasan Buatan atau kecerdasan yang ditambahkan kepada suatu sistem yang bisa diatur dalam konteks ilmiah atau Intelegensi Artifisial (Artificial Intelligence atau hanya disingkat AI) didefinisikan sebagai kecerdasan entitas ilmiah. Sistem seperti ini umumnya dianggap komputer. Kecerdasan diciptakan dan dimasukkan ke dalam suatu mesin komputer agar dapat melakukan pekerjaan seperti yang dapat dilakukan manusia.
Tujuan Kecerdasan Buatan AI
1.      Memungkinkan orang awam bisa mengerjakan pekerjaan para ahli.
2.      Menyimpan pengetahuan dan keahlian para pakar.
3.      Meningkatkan output, produktivitas dan kualitas.Kelemahan Sistem Pakar.






BAB III
PENUTUP

1.1  Simpulan
Ketika diterapkan pada masalah pengembangan sistem, pendekatan sistem ini disebut siklus hidup pengembangan sistem (system development lifa cycle -SDLC). Pendekatan SDLC tradisional terdiri atas lima tahap yang terjadi satu demi satu. Prototyping adalah penyempurnaan dari pendekatan tradisional.
Satu pendekatan SDLC yang saat ini sangat populer adalah pengembangan berfase ( phase development). Pendekatan ini didasarkan atas pemikiran bahwa suatu proyek akan dibagi menjadi modul-modul, dan analisis, perancang, dan pekerjaan-pekerjaan konstruksi awal yang ditujukan untuk setiap modul. Pengembangan sistem saat tinggi biayanya dilihat dari sudut uang maupun waktu. Sebagai akibatnya, proses ini hendaknya dikelola dengan baik.
Manajemen sering kali menyimpulkan bahwa pendekatan-pendekatan baru hendaknya dilakukan untuk sistem-sistem seperti ini, dengan memanfaatkan secara penuh kemajuan dibidang teknologi komputer modern. Proses pengerjaan ulang sistem disebut dengan istilah rekayasa ulang (reengineering) atau disebut juga dengan istilah desain ulang proses bisnis (business procces redesign-BPR).  
            Pengambilan keputusan atau decison making adalah tindakan memilih diantara berbagai alternatif solusi pemecahan masalah. Model pendukung pengambilan keputusan (DSS) adalah sistem berbasis komputer yang interaktif, yang membantu pengambil keputusan dalam menggunakan data dan model untuk menyelesaikan masalah yang tidak terstruktur.
            Sistem Pakar (expert system) adalah sistem informasi yang berisi pengetahuan dari pakar sehingga dapat digunakan untuk konsultasi. Kecerdasan Buatan atau kecerdasan yang ditambahkan kepada suatu sistem yang bisa diatur dalam konteks ilmiah atau Intelegensi Artifisial (Artificial Intelligence atau hanya disingkat AI) didefinisikan sebagai kecerdasan entitas ilmiah.





DAFTAR PUSTAKA
1.      Reymond, MC Leod. 2009. Sistem Informasi Manajemen. Salemba Empat


Tidak ada komentar:

Posting Komentar