TUGAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
“PENGEMBANGAN SISTEM”
SM 1
Dosen
Pengampu :
Lydia Setyawardani S.E., M.Si., Ak., CA.
Nama Anggota Kelompok
1. Ramadhan Arya (1410208702)
2. Roy Pratama (1410208787)
3. Eusebia Marita Sari (1410208987)
4. Meriditha Adinda T. (1410208990)
5. Nur Indah P. (1410208993)
6. Dea Nissa Budiarto (1410209046)
Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi Indonesia (STIESIA)
SURABAYA
2017
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah memberikan nikmat serta
hidayah-Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah mata kuliah Sistem Informasi Manajemen dengan judul “PENGEMBANGAN SISTEM”. Penulisan makalah ini
merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah Sistem Informasi
Manajemen di STIESIA.
Makalah
ini disusun agar pembaca dapat memperoleh banyak informasi mengenai pengembangan sistem, yang bertujuan untuk menambah wawasan dan
pengetahuan bagi pembacanya maupun pihak yang terkait
di dalamnya.
Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik
pada teknik penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki.
Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini kami menyampaikan ucapan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah
ini, khususnya kepada Dosen kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk
kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.
Surabaya, 1 April 2017
Tim Penulis
BAB I
Baik manajer maupun
para pengembang sistem dapat menerapkan pendekatan sistem ketika memecahklan
masalah. Pendekatan sistem terdiri atas tiga tahapan kerja : pesiapan,
definisi, dan solusi. Didalam setiap tahapan terdapat urut-urutan langkah.
Ketika diterapkan pada masalah pengembangan sistem, pendekatan sistem ini
disebut siklus hidup pengembangan sistem (System development life cycle -SDLC).
Pendekatan SDLC tradisional terdiri atas lima tahap yang terjadi satu demi
satu. Prototyping adalah penyempurnaan dari pendekatan tradisional.
Satu pendekatan SDLC yang saat ini
sangat populer adalah pengembangan berfase (phase development). Pendekatan ini
didasarkan atas pemikiran bahwa suatu proyek akan dibagi menjadi modul-modul,
dan analisis, perancang, dan pekerjaan-pekerjaan konstruksi awal yang ditujukan
untuk setiap modul.
1.
Bagaimana Siklus Hidup Pengembangan System
?
2.
Apakah yang dimaksud dengan SLDC
Tradisional, Prototyping, RAD, Pengembangan berfase, dan BPR?
3.
Bagaimana menempatkan
Siklus Hidup Pengembangan Sistem, SDLC, Prototyping, RAD, Pengembangan Berfase,
dan BPR dalam perspekif ?
4.
Apa yang dimaksud dengan Pengambilan
Keputusan dan Decison Support System Model?
5.
Apa yang dimaksud dengan Sistem Pakar dan
Kecerdasan Buatan ?
1.3 Tujuan Penulisan
1.
Untuk memahami bagaimana siklus hidup
pengembangan system.
2.
Untuk memahami apa itu SDLC Tradisional,
Prototyping, RAD, Pengembangan berfase, dan BPR.
3.
Untuk memahami
bagaimana menempatkan Siklus Hidup Pengembangan Sistem, SDLC, Prototyping, RAD,
Pengembangan Berfase, dan BPR dalam perspekif.
4.
Untuk memahami apa yang dimaksud dengan
Pengambilan Keputusan dan Decison Support System Model.
5.
Untuk memahami apa yang dimaksud dengan
Sistem Pakar dan Kecerdasan Buatan.
BAB II
2.1 SIKLUS
HIDUP PENGEMBANGAN SISTEM
Siklus hidup pengembangan sistem (systems
development life cycle -SDLC) adalah aplikasi dari pendekatan sistem bagi
pengembangan suatu sistem informasi.
Siklus hidup
pengembangan sistem dapat didefinisikan sebagai serangkaian aktivitas yang
dilaksanakan oleh professional dan pemakai sistem informasi untuk mengembangkan
dan mengimplementasikan sistem informasi.
2.2 SDLC
Tradisional
Tidak dibutuhkan waktu
lama bagi seorang pengembang sistem yang pertama untuk mengetahui bahwa terdapat
beberapa tahapan pekerjaan pengembangan yang perlu dilakukan dalam urut-urutan
tertentu jika suatu proyek ingin memiliki kemungkinan berhasil yang paling
besar. Tahapan-tahapan tersebut adalah:
1. Perencanaan, Dalam tahap perencanaan menjelaskan tiap langkah
yang harus diambil dan mengidentifikasikan tanggung jawab dari komite pengarah
SIM, manajer area pemakai, dan analisis sistem.
2. Analisis, Analisis sistem adalah penelitian atas sistem
yang telah ada dengan tujuan untuk merancang sistem yang baru atau diperbarui.
Selama tahap analisis, analis sistem terus bekerja sama dengan manajer, dan
komite pengarah SIM terlibat dalam titik-titik yang penting.
3. Rancangan/Desain, Rancangan sistem adalah penentuan proses dan
data yang diperlukan oleh sistem baru. Jika sistem itu berbasis komputer,
rancangan dapat menyertakan spesifikasi jenis peralatan yang akan digunakan.
4. Penerapan/Implementasi, Penerapan merupakan
kegiatan memperoleh dan mengintegrasikan sumber daya fisik dan konseptual yang
menghasilkan suatu sistem yang bekerja.
5. Penggunaan
2.3 PROTOTYPING
Prototipe adalah salah satu versi dari sebuah
sistem potensial yang memberikan ide bagi para pengembang dan calon pengguna,
bagaimana sistem akan berfungsi dalam bentuk yang telah selesai. Proses
prototipe ini disebut prototyping. Dasar pemikiran adalah membuat prototipe
secepat mungkin.
2.3.1 Jenis-jenis
Prototyping
Terdapat 2 (dua) jenis prototype yaitu:
1. Prototipe evolusioner (evolutionary prototype)
Terus-menerus
disempurnakan sampai memiliki seluruh fungsionalitas yang dibutuhkan pengguna
dari sistem yang baru. Jadi, satu prototype akan menjadi sistem aktual.
2. Prototipe persyaratan (requirements prototype)
Dikembangkan sebagai satu cara untuk
mendefinisikan persyaratan-persyaratan fungsional dari sistem baru ketika
pengguna tidak mampu menggungkapkan dengan jelas apa yang mereka
inginkan.
2.3.2 Langkah-langkah pengembangn Prototipe
Evolusioner yang terlibat dalam pembuatan
suatu Prototipe Evolusioner :
1.
Mengindefinisikasi Kebutuhan Pengguna
2.
Membuat Satu Prototipe
3.
Menentukan Apakah Prototype Dapat Diterima
4.
Menggunakan prototipe
Langkah-langkah
pengembangn Prototipe Persyaratan yang terlibat dalam pembuatan suatu prototipe
persyaratan :
1.
Membuat kode sistem yang baru
2.
Menguji sistem baru
3.
Menentukan apakah sistem yang baru dapat diterima
4.
Membuat sistem baru menjadi sistem produksi
2.3.3 Daya Tarik Prototyping
Pengguna maupun
pengembang menyukai prototyping karena alasan-alasan di bawah ini:
1.
Membaiknya komunikasi antara pengembang dari pengguna.
2.
Pengembang dapat melakukan pekerjaan yang lebih baik
dalam menentukan kebutuhan pengguna.
3.
Pengguna memainkan peranan yang lebih aktif dalam
pengembangan sistem.
4.
Pengembangan dan pegguna menghabiskan waktu dan usaha
yang lebih sedikit dalam pengembangan sistem.
5.
Implementasikan menjadi jauh lebih mudah terasa
pengguna tahu apa yang diharapkan.
2.3.4 Potensi Kesulitan dari Prototyping
Prototyping memiliki potensi kesulitan.
kesulitan tersebut antara lain:
1.
Terburu-buru dalam menyerahkan prototipe dapat
menyebabkan diambilnya jalan pintas dalam definisi masalah, evaluasi
alternative dan dokumentasi. Dalam jalan pintas ini akan menciptakan
usaha-usaha yang “cepat dan kotor”.
2.
Pengguna dapat terlalu gembira dengan prototipe yang
diberikan yang mengarah pada ekspektasi yang tidak realitis sehubungan dengan
sistem produksi nantinya.
3.
Prototipe evalusioner bisa jadi tidak terlalu efisien.
4.
Antarmuka komputer manusia yang diberikan oleh
beberapa alat prototyping tertentu kemungkinan tidak mencerminkan teknik-teknik
desain yang baik.
2.4 RAPID APPLICATION DEVELOPMENT (RAD)
RAD adalah kumpulan strategi, metodologi dan alat terintegrasi yang terdapat di
dalam suatu kerangka kerja yang disebut rekayasa informasi. Rekayasa informasi
(information engineering-IE) adalah nama yang diberikan Martin kepada
keseluruhan pendekatan pengembangan sistemnya, yang ia perlakukan sebagai suatu
aktivitas perusahaan secara menyeluruh. istilah perusahaan (enterprise)
digunakan untuk menjabarkan keseluruhan perusahaan.
2.4.1 Unsur-unsur penting
RAD
RAD membutuhkan 4 (empat) unsur penting yaitu:
1.
Mananjemen: Khususnya manajemen puncak, Hendaknya
menjadi penguji coba (experimenter) yang suka melakukan hal-hal
dengan cara baru atau pengadaptasi awal (early adapter) yang dengan cepat
mempelajari bagaimana cara menggunakan metodologi-metodologi baru
2.
Orang: Dari pada hanya memanfaatkan satu tim untuk
malakukan seluruh aktivitas SDLC, RAD menyadari adanya efisiensi yang dicapai
melalui penggunaan tim-tim khusus
3.
Metodologi: Metodologi dasar RAD adalah
siklus hidup RAD.
4.
Alat-alat: Alat-alat RAD terutama terdiri
atas bahasa-bahasa generasi keempat dan alat-alat rekayasa peranti lunak dengan
bantuan komputer (computer-aided software engineering-CASE) yang memfasilitas
prototyping dan penciptaan kode.
2.5 PENGEMBANGAN
BERFASE
Pengembangan berfase (phased development) adalah suatu
pendekatan bagi pengembangan sistem informasi.
2.5.1 Tahap-Tahap
Pengembangan Berfase
Enam tahap pengembangan berfase yaitu:
1. Investigasi Awal
Menganalisis dengan
tujuan untuk mempelajari tentang organisasi dengan masalah sistemnya:
mendefinisikan tujuan, hambatan , risiko, dan ruang lingkup sistem baru;
mengevaluasi proyek maupun kelayakan sistem; melakukan subdivisi sistem menjadi
komponen-komponen besar; dan mendapatkan umpan balik pengguna.
2. Analisis
pengembang menganalisis persyaratan fungsional
pengguna untuk masing-masing modul sistem dengan menggunakan berbagai macam
teknik pengumpulan informasi dan kemudian mendokumentasikan teman-temannya
dalam bentuk model-model proses, data dan objek.
3. Desain
Pengembangan merancang
komponen dan antar muka dengan sistem-sistem lain untuk setiap modul sistem
yang baru dan kemudian mendokumentasikan desain dengan menggunakan berbagai
jenis teknik pemodelan.
4. Konstruksi Awal
Pengembangan membuat
dan menguji peranti lunak dan untuk setiap modul sistem dan mendapatkan umpan
balik dari pengguna
5. Konstruksi Akhir
Peranti lunak modul
diintegrasikan untuk membentuk sistem yang lengkap, yang diuji bersama-sama
dengan datanya.
6. Pengujian dan Pemasangan Sistem
Pengembang merancang dan melaksanakan uji
sistem yang tidak hanya mencakup peranti lunak dan data, melainkan juga sumber
daya informasi lainnya-peranti keras, fasilitas, personel, dan prosedur.
2.5.2 Fase-fase Modul
Sistem telah dibagi menjadi tiga modul utama; pembuat laporan, basis data,
dan antar muka Web. jumlah modul akan bervariasi untuk masing-masing sistem,
mulai dari satu hingga sekitar selusin. Kita dapat melihat dalam figur tersebut
bahwa analisis, desain, konstruksi awal, dan tinjauan pengguna dilaksanakan
secara terpisah untuk masing-masing modul. lebih jauh lagi, ketiga fase ini
dapat diulang kembali jika diminta oleh tinjauan pengguna – yang mencerminkan
pengaruh dari prototyping.
Jika prototyping paling
sesuai digunakan untuk sistem kecil, metodologi RAD paling sesuai untuk sistem
besar, maka pengembangan berfase dapat digunakan untuk pengembangan segala
jenis ukuran sistem. Kuncinya adalah cara bagaimana sistem dibagi menjadi
modul-modul yang masing-masing akan dianalisis, dirancang dan dibuat secara
terpisah.
2.6 DESAIN ULANG PROSES BISNIS (Business Procces
Redesign-BPR)
Proses pengerjaan ulang sistem disebut dengan
istilah rekayasa ulang (reengineering) atau disebut juga
dengan istilah desain ulang proses bisnis (business procces redesign-BPR).
BPR memengaruhi operasi TI perusahaan dalam dua hal yaitu:
1.
TI dapat menerapkan BPR untuk mendesain ulang sistem-sistem
informasi yang hidupnya tidak dapat dipertahankan lagi dengan pemeliharaan
biasa. sistem-sistem seperti ini disebut system warisan (legacy systems).
2.
Ketika sebuah perusahaan menerapkan BPR pada
operasi-operasi utamanya, usaha ini akan selalu memberikan efek gelombang yang
menyebabkan perancangan ulang system informasi.
2.6.1 Inisiasi Strategis Proyek-Proyek Bpr
BPR memiliki potensi pengaruh dramatis pada perusahaan dan operasinya
hingga proyek-proyek seperti ini biasanya dicetuskan di tingkat manajemen
strategis.
2 (dua) teknik dalam menerapkan BPR yaitu :
1. Rekayasa terbalik
Rekayasa terbalik (reverse engineering) berasal dari intelejen
bisnis. Rekayasa terbalik adalah proses menganalisis sistem yang sudah ada
untuk mengidentifikasi unsur-unsur dan saling keterhubungan diantara
unsur-unsur tersebut sekaligus untuk membuat dokumentasi pada tinkat abstraksi
yang lebih tinggi dari pada yang telah ada saat ini.
Titik awal dalam rekayasa terbalik sebuah sistem adalah kode komputernya,
yang diubah menjadi dokumentasi. Dokumentasi ini kemudian dapat diubah dalam
uraian-uraian yang lebih abstrak, seperti diagram arus data, kasus-kasus
penggunaan, dan diagram relasi entitas. Pengubahan ini dapat dilakukan secara
manual atau dengan menggunakan peranti lunak BPR. Tujuan rekayasa terbalik
adalah untuk dapat lebih memahami sebuah sistem agar dapat melakukan perubahan
dengan cara-cara lain, seperti rekayasa ulang.
2. Rekayas ulang
Rekayasa ulang
(reengineering) adalah merancang ulang sebuah sistem seluruhnya dengan tujuan
mengubah fungsionalitasnya.
2.7 MENEMPATKAN SIKLUS HIDUP PENGEMBANGAN SISTEM,
SDLC, PROTOTYPING, RAD, PENGEMBANGAN BERFASE, DAN BPR DALAM PERSPEKIF
SDLC, prototyping, RAD, dan BPR semuanya
adalah metodoligi. SDLC adalah suatu penerapan pendekatan sistem terhadap
masalah pengembangan system, dan memiliki seluruh unsur-unsur pendekatan sistem
dasar, diawali dari identifikasi masal dan di akhiri dengan penggunaan sistem.
Prototyping merupakan bentuk singkatan dari pendekatan
sistem yang berfokus pada defenisi dan pemenuhn kebutuhan pengguna. RAD
merupakan suatu pendekatan alternatif terhadap fase-fase desain dan
implementasi SDLC. Kontribusi utama yang diberikan adalah kecepatan untuk
implementasi SDLC.
2.7.1 Alat-Alat Pengembangan Sistem
Dua alat pemodelan data-diagram relasi entitas dan diagram kelas. Kedua
alat ini telah bertahun-tahun populer dan banyak digunakan, tetapi masih
dilakukan untuk memerbaiki penggunaannya. Sebagai contoh, penelitian dan
pemodelan proses dan data model-model objek dapat ditingkatkan dengan
menggunakan pola-pola yang pada umumnya terjadi diantara objek.
.
2.8 PENGAMBILAN
KEPUTUSAN DAN DECISON SUPPORT SYSTEM MODEL
2.8.1 PENGAMBILAN
KEPUTUSAN (Decision Making)
Pengambilan
keputusan atau decison making adalah
tindakan memilih diantara berbagai alternatif solusi pemecahan masalah.
Jenis
Keputusan :
1.
Keputusan tidak terstruktur (unstructured
decision) adalah keputusan yang pengambilan keputusannya harus
memberikan penilaian, evaluasi, dan pengertian untuk memecahkan masalahnya.
Level : Middle management, management operational
2.
Keputusan terstruktur (structured
decision), sebaliknya, sifatnya berulang dan rutin, dan melibatkan prosedur
yang jelas dalam menanganinya, sehingga tidak perlu diperlakukan seakan-akan
masih baru. Level : Senior executive
3. Keputusan
Semi Terstruktur (semistructured) dimana hanya beberapa
permasalahan memiliki jalan cepat dalam penyelesaian masalah yang sesuai
prosedur.
2.8.2
MODEL PENDUKUNG PENGAMBILAN KEPUTUSAN (Decision Support System-DSS)
Model
pendukung pengambilan keputusan (DSS) adalah sistem berbasis komputer yang
interaktif, yang membantu pengambil keputusan dalam menggunakan data dan model untuk
menyelesaikan masalah yang tidak terstruktur.
Tahapan
DSS :
1.
Definisi masalah.
2.
Pengumpulan data atau elemen informasi
yang relevan.
3.
pengolahan data menjadi informasi baik
dalam bentuk laporan grafik maupun tulisan.
4. menentukan
alternatif-alternatif solusi (bisa dalam persentase).
Tujuan dari DSS :
1.
Membantu menyelesaikan masalah
semi-terstruktur.
2.
Mendukung manajer dalam mengambil
keputusan suatu masalah.
3. Meningkatkan
efektifitas bukan efisiensi pengambilan keputusan.
2.9 SISTEM PAKAR DAN KECERDASAN BUATAN
Sistem Pakar (expert system) adalah sistem informasi yang berisi
pengetahuan dari pakar sehingga dapat digunakan untuk konsultasi. Sistem pakar adalah
suatu program komputer yang mengandung pengetahuan dari satu atau lebih pakar
manusia mengenai suatu bidang spesifik
Ciri Sistem Pakar (Expert System)
1.
Memiliki
informasi yang lebih handal.
2.
Mudah di
modifikasi dan dapat beradaptasi.
3.
Dapat
digunakan dalam berbagai jenis komputer.
Tujuan Sistem Pakar (Expert System)
1.
Membuat mesin
menjadi lebih pintar (tujuan utam)
2.
Memahami apa
itu kecerdasan (tujuan ilmiah)
3.
Membuat mesin
lebih bermanfaat (tujuan entrepreneurial).
Kelebihan dan Kekurangan Expert
System (ES)
Kelebihan Expert
System
Expert System (ES) memiliki
bebrapa kelebihan antara lain sebagai berikut
1.
Memungkinkan orang awam bisa mengerjakan
pekerjaan para ahli.
2.
Bisa melakukan proses secara berulang
secara otomatis.
3. Menyimpan
pengetahuan dan keahlian para pakar.
Kekurangan Expert System
Selain
memiliki kelebihan, Expert System juga memiliki beberapa kekurangan, antara
lain:
1.
Biaya
yang diperlukan untuk membuat dan memeliharanya sangat mahal
2.
Sulit
dikembangkan. Hal ini erat kaitannya dengan ketersediaan pakar dalam bidangnya.
3.
Sistem
pakar tidak 100% bernilai benar.
2.9.2 KECERDASAN BUATAN
Kecerdasan Buatan atau kecerdasan
yang ditambahkan kepada suatu sistem yang bisa diatur dalam konteks ilmiah atau
Intelegensi Artifisial (Artificial Intelligence atau hanya disingkat AI)
didefinisikan sebagai kecerdasan entitas ilmiah. Sistem seperti ini umumnya
dianggap komputer. Kecerdasan diciptakan dan dimasukkan ke dalam suatu mesin
komputer agar dapat melakukan pekerjaan seperti yang dapat dilakukan manusia.
Tujuan Kecerdasan Buatan AI
1. Memungkinkan orang awam bisa mengerjakan
pekerjaan para ahli.
2. Menyimpan pengetahuan dan keahlian para pakar.
3. Meningkatkan output, produktivitas dan
kualitas.Kelemahan Sistem Pakar.
BAB III
PENUTUP
1.1 Simpulan
Ketika diterapkan pada
masalah pengembangan sistem, pendekatan sistem ini disebut siklus hidup
pengembangan sistem (system development lifa cycle -SDLC). Pendekatan SDLC
tradisional terdiri atas lima tahap yang terjadi satu demi satu. Prototyping
adalah penyempurnaan dari pendekatan tradisional.
Satu pendekatan SDLC yang saat ini sangat populer adalah
pengembangan berfase ( phase development). Pendekatan ini didasarkan atas
pemikiran bahwa suatu proyek akan dibagi menjadi modul-modul, dan analisis,
perancang, dan pekerjaan-pekerjaan konstruksi awal yang ditujukan untuk setiap
modul. Pengembangan sistem saat tinggi biayanya dilihat dari sudut uang maupun
waktu. Sebagai akibatnya, proses ini hendaknya dikelola dengan baik.
Manajemen sering kali menyimpulkan bahwa
pendekatan-pendekatan baru hendaknya dilakukan untuk sistem-sistem seperti ini,
dengan memanfaatkan secara penuh kemajuan dibidang teknologi komputer modern.
Proses pengerjaan ulang sistem disebut dengan istilah rekayasa ulang (reengineering) atau
disebut juga dengan istilah desain ulang proses bisnis (business procces
redesign-BPR).
Pengambilan
keputusan atau decison making adalah
tindakan memilih diantara berbagai alternatif solusi pemecahan masalah. Model
pendukung pengambilan keputusan (DSS) adalah sistem berbasis komputer yang
interaktif, yang membantu pengambil keputusan dalam menggunakan data dan model
untuk menyelesaikan masalah yang tidak terstruktur.
Sistem
Pakar (expert system) adalah sistem informasi yang berisi
pengetahuan dari pakar sehingga dapat digunakan untuk konsultasi. Kecerdasan Buatan atau kecerdasan yang
ditambahkan kepada suatu sistem yang bisa diatur dalam konteks ilmiah atau Intelegensi Artifisial (Artificial
Intelligence atau hanya disingkat AI) didefinisikan
sebagai kecerdasan entitas ilmiah.
DAFTAR PUSTAKA
1. Reymond,
MC Leod. 2009. Sistem Informasi Manajemen. Salemba Empat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar